Mesjid Laut Merah Ar-Rahmah


  Masjid terapung laut merah  menjadi salah satu destinasi favorit jamaah haji dan umroh asal Indonesia. Sebenarnya, tidak ada yang istimewa dari masjid yang terletak di pinggir laut merah ini selain keindahan bangunannya. Selebihnya, masjid ini tidak terkait sejarah Islam maupun ritual ibadah Haji dan Umroh.


  Awalnya masjid ini bernama masjid Fatimah. Lama-kelamaan banyak peziarah yang menyebutnya menjadi Masjid Fatimah Az-Zahra,  Nama putri Rasulullah S.A.W. Akhirnya, pemerintah Saudi Arabia mengubah nama masjid ini menjadi Masjid Arrahmah hingga hari ini untuk menghindari kesalahfahaman.

  Masjid Terapung berada di kawasan  Corniche Jeddah, kawasan baru yang dikembangkan oleh otoritas setempat sebagai kawasan wisata disepanjang pantai laut merah. Kota Jeddah sendiri sudah berdiri sejak sebelum Islam, namun titik awal perkembangan pesat kota ini terjadi pada masa pemerintahan Khalifah Usman Bin Affan. Pada tahun 647M, Khalifah Usman lah yang pertama kali menjadikan kota Jeddah sebagai kota pelabuhan laut internasional bagi jemaah haji yang yang datang dari seluruh penjuru dunia, menjadikan Jeddah sebagai gerbang utama bagi para calon jamaah untuk menuju ke Mekah dan Madinah karenanya kota Jeddah juga mendapatkan julukan sebagai “pintu gerbang dua tanah haram”. Konon, Kota Jeddah merupakan tempat peristirahatan terahir Siti Hawa, Istri dari Nabi Adam A.S. karenanya Jeddah sendiri seringkali diartikan sebagai ‘nenek’ dalam kaitannya dengan sejarah tersebut. Makam Siti Hawa berada di kawasan pemakaman kuno di pusat kota Jeddah. Makam ini dikenal sebagai Moqbara Umna Hawwa (makamnya bunda Hawa).

Komentar